cacat cacat las pada proses pengelasan
Cacat las / defect
weld adalah suatu keadaan hasil pengelasan dimana terjadi penurunan kualitas
dari hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang dimaksud adalah berupa turunnya
kekuatan dibandingkan dengan kekuatan bahan dasar base metal, tidak baiknya
performa / tampilan dari suatu hasil las atau dapat juga berupa terlalu
tingginya kekuatan hasil lasan sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kekuatan
suatu konstruksi. Terjadinya cacat las ini akan mengakibatkan banyak hal yang
tidak diinginkan dan mengarah pada turunnya tingkat keselamatan kerja, baik
keselamatan alat, pekerja, lingkungan dan perusahaan. Di samping itu juga
secara ekonomi akan mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan akan
mengakibatkan kerugian. Menurut American Socety Mechanical Engineers ( ASME ),
penyebab cacat lasan dapat dibagi menjadi beberapa faktor antara lain :
·
1. Kurang mendukungnya lokasi pengerjaan
·
2. Kesalahan operator
·
3. Kesalahan teknik pengelasan
·
4. Kesalahan material
Secara umum cacat las
dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
·
1. Rounded indication atau cacat bulat
2. Merupakan cacat las
yang diperbolehkan apabila dimensi / ukuran panjang kumpulan cacat masih berada
pada cacat maksimum sesuai kriteria penerimaan yang dipakai
·
Linear indication atau cacat memanjang
Merupakan cacat yang
tidak diperbolehkan sama sekali (retak, penembusan kurang, peleburan
kurang)
Berikut adalah
macam-macam cacat las :
·
·
Undercut
Oleh karena itu setiap
proses pengelasan harus diikuti rangkaian pemeriksaan seperti :
1.
Penetrant Test
Suatu metode NDT yang
cepat dan handal untuk mendeteksi cacat pada permukaan yang terbuka dari suatu
hasil pengelasan yang terbuat dari material yang nonporous dan yang
mempunyai cacat yang terlalu kecil untuk dapat dideteksi dengan pemeriksaan
visual yang biasa.
Langkah – langkah
melakukan uji penetran yaitu :
1. Daerah yang di las
hingga Heat Effectif Zone dibersihkan terlebih dahulu menggunakan sikat kawat.
2 . Setelahnya
dibersihkan menggunakan cairan cleaner
3. Cairan penetran
dilapiskan didaerah tersebut dan didiamkan selama 10 – 15 menit. Hal ini
bertujuan agar cairan penetran menempel di tempat-tempat terjadinya cacat las.
4. Cairan
penetran dihilangkan dari dari daerah tersebut.
5. Kemudian
absorber disemprotkan ke daerah yang telah dibersihkan tadi
6. Apabila terlihat
cairan merah artinya ada cacat las seperti porositas dan undercutting
didaerah tersebut
7. Untuk menghilangkan
hal ini dilakukan penggerindaan jika porositasnya tipis. Namun apabila
porositas yang terjadi dalam, harus dilakukan pengelasan ulang.
Dalam pengaplikasian
NDT jenis ini, yang paling penting bagi seorang Inspector adalah kejelian
dalam membedakan indikasi antara murni cacat las dan indikasi
palsu. Hal ini karena proses pembersihan pra pelaksanaan test sangat vital bagi
test penetran, apabila pembersihan tidak sempurna akan muncul indikasi palsu.
Gambar C di bawah merupakan indikasi tipuan cacat las.
2.
Ultrasonic Test
Inspeksi Ultrasonik merupakan suatu metode NDT
yang sangat sensitif untuk menginspeksi hasil pengelasan yang terbuat dari
metal, non metal, dan non magnetik. Dengan
metoda ultrasonik ini, dapat diketahui estimasi letak dan ukuran cacat
yang kecil walaupun hanya satu sisi permukaan hasil pengelasan yang dapat
diakses serta mampu mendeteksi cacat internal, cacat di permukaan, dan menentukan karaktersitik perekatan (bond
characteristic), juga untuk mengukur ketebalan dan lebar korosi. Kesusksesan
dari inspeksi ultrasonik sangat tergantung pada kondisi permukaan subjek,
ukuran butir dan arah butir, dan impedansi magnetik.
Prosedur pelaksanaan ultrasonic test :
a. Melakukan penggerindaan pada daerah yang akan
diuji
b. Persiapan peralatan, melakukan pengaturan pada alat ultrasonic
c. Membasahi bagian las-lasan yang akan diamati
dengan ultra gel.
d. Mengarahkan bagian prop dari alat ultasonic ke sasaran
yang akan diamati.
e. Mengamati tampilan pada layar apakah terdapat
gelombang yang terindikasi sebagai cacat las.
f. Menandai dengan steel marker apabila
terdapat cacat las.
3.
Radiographic Test
Inspeksi Radiographic merupakan suatu metode
NDT yang sangat sensitif untuk menginspeksi hasil pengelasan. Metoda
Radiographic ini dapat untuk menemukan cacat pada material dengan menggunakan
sinar X dan sinar gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan menembus material yang
diperiksa. Saat menembus objek, sebagian sinar akan diserap sehingga
intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudaian direkam pada film yang
sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas yang terekam pada film
tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah yang akan memeprlihatkan
bagian material yang mengalami cacat.
4.Vacuum Test
Vacuum test merupakan
salah satu cara untuk menguji hasil pengelasan. Dengan vacuum test ini dapat
diketahui ada tidak tidaknya kebocoran pada hasil pengelasan. Vacuum test
dilakukan pada hasil pengelasan yang hanya satu sisi pengelasan yang dapat
dilihat dan umumnya digunakan sebagai
tempat yang berfungsi sebagai fluida strorage tank.
Berikut adalah
prosedur vacuum test
a.
Permukaan las dibersihkan dari segala macam
kotoran dan debu
b.
Permukaan las dilumuri dengan air sabun
c. Permukaan las yang sudah dilumuri sabun ditutup
dengan menggunakan Inspeksion Box.
b. Mesin vacuum
dihidupkan dengan tekanan berkisar antara 262 – 400 mm Hg.
d. Apabila ada
kebocoran pada hasil las maka akan muncul gelembung – gelembung air sabun
Tidak ada toleransi
sekecil apa pun apabila terjadi kebocoran dan solusinya adalah harus dilakukan
pengelasan ulang hingga tidak ada lagi kebocoran.
5. Leak Test
Leak test merupakan salah satu jenis pengujian las yang
digunakan untuk mengetahui ada tidak nya kebocoran pada hasil lasan. Pengujian
jenis ini hanya bisa dilakukan untuk bidang lasan yang kedua sisi nya dapat
diamati.
http://tulisangurumesin.blogspot.com/2012/08/cacat-cacat-pada-proses-pengelasan.html?showComment=1369315740819#c2265719208647186039